Qi (Ci) | |
Nama Cina | |
Pinyin | qì |
Wade-Giles | chi 4 |
Cina tradisional | æ°£ |
Cina disederhanakan | æ°” |
Nama Jepang | |
Romaji | ki |
Kanji | æ°— |
Nama Korea | |
Romanisasi yang Direvisi | gi |
McCune-Reischauer | ki |
Hangul | 기 |
Hanja | æ°£ |
Qi , juga biasa dieja ch'i (dalam romanisasi Wade-Giles) atau ki (dalam romanisasi bahasa Jepang), adalah konsep dasar budaya tradisional Tiongkok. Qi diyakini menjadi bagian dari segala sesuatu yang ada, sebagai "kekuatan hidup" atau "energi spiritual" yang meliputi alam. Itu merupakan segala sesuatu dan, secara bersamaan, adalah mesin di balik semua transformasi duniawi. Tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa kerangka kerja qi dan pandangan dunia umum orang Cina yang berorientasi pada proses sepenuhnya saling bergantung.
Kosmologi aktif ini telah memengaruhi filsafat Tiongkok, serta beragam praktik budaya seperti ramalan, pengobatan, dan seni bela diri.
Qi dalam Pemikiran Tiongkok Kuno
Tahukah Anda? Dalam pemikiran Cina, Qi diyakini sebagai "kekuatan hidup" atau "energi spiritual" yang meliputi dunia alami
Gagasan qi mewakili salah satu elemen unik dan mendasar dari pandangan dunia Tiongkok. Ini paling sederhana diterjemahkan sebagai "udara" atau "nafas" (misalnya, istilah Cina modern yang berarti "cuaca" adalah tiÄ nqì , atau "nafas surga"). Pemahaman ini digaungkan dalam etimologinya, di mana ideogram qi (dalam bentuk tradisionalnya (æ°£)) melambangkan 'œuap (æ°”) yang mengepul dari nasi (ç±³) saat dimasak.' Namun, di awal Pra-sejarah Tiongkok, kekuatan energik (angin) yang tak terlihat ini diidentifikasikan dengan energi yang memotivasi semua perubahan dan transformasi duniawi [...]